Selasa, 16 April 2013

RENUNGKANLAH..


Wahai manusia bersyukurlah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Adil. Barangsiapa yang mengatakan Allah tidak adil berarti dia tidak pernah mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya.
Dengan mengucapkan bismillah hirahmanirrahim saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberiku kehidupan yang begitu sempurna karena Allah yang telah menciptakan manusia dengan bermacam kejadian.
 Kejadian-kejadi itu adalah sebagai berikut.

Pertama, diciptakan-Nya langit diciptakan-Nya bumi dan dihiasi keduanya begitu sempurna. Diciptaka-Nya siang dan malam, lalu diciptakan-Nya bulan dan bintang. Lalu dipadukan keduanya.
 Kedua, diciptakan-Nya manusia berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan lalu Allah menanamkan bibit diantara keduanya dan lahirlah keturunan diantara keduanya. Maka di dalam keturunan itu terjadi begitu banyaknya keanehan-keanehan yang sebagian manusia hingga tidak tahu mengapa Allah berbuat begitu.

Ketiga, Allah menciptakan semua itu hanyalah untuk bersyukur kepada-Nya maka pandai-pandailah menafsirkan semuanya itu, jangan sampai kita salah menafsirkannya. Seperti dikisahkan dalam satu ayat, Malaikat bertanya “Mengapa Kamu ciptakan Adam dan Hawa dan ingin Kamu jadikan keturunannya, sedangkan mereka nanti yang bisa hanya membuat kerusakan di dalam bimi-Mu. Tidak cukupkah dengan kami sedangkan kami senantiasa bertasbih kepada-Mu”. Lalu Allah menjawab “wahai para malaikat-Ku sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang belum kamu ketahui”

Keempat, maka Allah menciptakan manusia ada yang dilahirkan begitu sempurna dan yang dilahirkan dengan serba kekuarangan.

Kelima, mengapa Allah menciptakan semuanya itu? Ada yang kaya dan ada yang miskin? Ada yang pincang dan ada yang buta dan masih banyak lainnya?

Keenam, Diciptakannya orang kaya, hanya untuk membantu orang miskin, diciptakannya orang miskin hanya untuk membantu orang kaya, apabila semuanya kaya berarti tidak perlu lagi bersedekah. Sedangkan sedekah itu hanya untuk menambah keimanan kita kepada-Nya. Karena sesungguhnya kekayaan itu bukan milik kita. Apabila tidak ada orang miskin, dan tidak lagi yang bertani untuk apa semua kekayaan, dan apa yang mau dibeli. Sedangkan tidak ada yang mau bertani. Akan tetapi apabila kita tidak pandai bersyukur, tidak pdanai menjaga pemberiannya tunggu kehancuran akan datang mengampiri kita. Contohnya: Qarun, begitu banyak dia memiliki harta, karena dia tidak pandai menjaga dan tidak mau beryukur maka yang didapatkannya adalah kehancuran. Maka berhati-hatilah, jangan sampai terjadi seperti Qarun.

Ketujuh, maka dari itu kita harus tahu bahwa harta itu adalah amanah dari Allah maka di dalam kekayaan kita, kita harus tahu masih banyak hak-hak orang lain di antaranya adalah seperti hak orang miskin dan anak yatim.

Kedelapan, dan Allah menciptakan orang sakit lalu Allah menurunkan obatnya dan menciptakan dokternya. Untuk supaya kita tahu bagaimana cara menyembuhkannya. Karena penyembuhan itu semuanya datang daripada Allah.

Kesembilan, Allah jadikan orang pincang, lalu Allah menciptakan tongkatnya.

Kesepuluh, Allah menjadikan orang buta, lalu Allah menerangkan mata hatinya. Kalau memang kamu tidak percaya, datangi orang buta dan tanyakan kepadanya apa warna kulitmu, pasti mereka menjawabnya.
Maka himbauan dan harapan saya supaya kita pandai-pandailah menafsirkan semua itu. Karena Allah Maha Bijaksana dalam menciptakan sesuatu.
Kalau semuanya menjadi raja, lalu siapa yang menjadi rakyatnya
Kalau semuanya tidak sakit, lalu untuk apa obat dan dokternya
Kalau semuanya pandai, lalu siapa yang menjadi orang bodohnya
Kalau semuanya menjadi guru, lalu siapa yang menjadi muridnya
Kalau semuanya baik, lalu siapa yang akan menjadi jahatnya
Kalau semuanya masuk surga, lalu untuk apa diciptakan neraka
Karena dari itu semuanya, Allah telah menentukan sesuatu yang begitu sempurna, karena di antara keduanya telah ada pilihan masing-masing. Karena kalau yang baik jujur akan dikembalikan ke dalam surga, kalau yang jahak berarti tempatnya di neraka. Sesungguhnya Allah menciptakan dua jalan yakni jalan menuju surga dan jalan menuju neraka. Maka di antara keduanya dipilih oleh kita masing-masing. Kalau kita tidak mau mengerjakan apa yang akan diperintahkan-Nya kepada kita berarti kita memilih jalan ke neraka. Dan apabila kita selalu taat kepada-Nya maka di surgalah tempat kita.
Ini adalah sebagai rasa syukur selaku saya orang yang lemah dan tidak sempurna, karena tidak ada kepandaian yang sempurna pada manusia, melainkan kepada-Nya yang Allah anugerahkan pada kita. Maka gunakanlah kepandaian, kekuasaan pada jalan yang benar. Jika ada jarum yang patah jangan disimpan di dalam laci, jika ada kata-kata yang salah jangan disimpan di dalam hati.
Maka sungguh rugilah bagi orang-orang yang tidak bersyukur apa yang telah diberikan Allah, maka berpikirlah apa yang sanggup kamu pikir. Janganlah berpikir yang tidak sanggup kamu pikir, maka tanyalah yang tidak sanggup, pada orang yang sanggup

Senin, 15 April 2013

10 cara menenangkan hati yang bimbang

Betapa mahalnya harga ketenangan jiwa. Banyak yang mengorbankan apa saja untuk mendapatkannya. Namun, tak sedikit juga yang keliru. Lihat saja apabila seseorang ingin mendapatkan ketenangan jiwa, sangup menghabiskan masa berjam-jam untuk berhibur sambil mengambil minuman keras. Tak sedikit yang menghabiskan wang ribuan ringgit untuk mendapatkan pil penenang. Sementara, ketenangan yang diperolehi hanya sebentar saja. Akibatnya bukan ketenangan jiwa yang diperolehi tetapi kerosakan dan kehancuran yang diterima.

Kehidupan setiap hari dengan berbagai-bagai masaalah menyebabkan seseorang mendapat stress, risau, bimbang, gangguan emosi dan kemurungan. Kehidupan yang mencabar, keperluan dan tuntutan kehidupan yang meningkat, kos sara hidup yang tinggi kesemuanya menyumbang kepada keadaan jiwa yang tidak tenang dan memberikan tekanan jiwa yang amat membimbangkan. Apabila keadaan ini tak dapat dikawal dikhuatiri berbagai masaalah yang akan timbul, dan kadangkala boleh mengakibatkan seseorang itu bertindak diluar batasan manusia yang sihat. Contohnya faktor bunuh diri, penderaan seksual, penyiksaan fizikal terhadap kanak-kanak dan pembantu rumah,membuang dan membunuh bayi yang baru dilahirkan, hinggakan ianya boleh sampai keperingkat membunuh orang lain.

Sahabat yang dimuliakan,
Hakikat sebenarnya, tak ada seorang pun boleh terlepas dari masaalah kehidupan. Itulah sunatullah yang berlaku di dunia. Kekayaan, pangkat dan kedudukan takkan mampu menghalanginya.

Namun, Islam memberikan penyelesaian terhadap tekanan hidup itu agar jiwa menjadi tenang. Tak ada istilah stress atau kecewa bagi seorang Mukmin. Persoalannya Islam telah memberikan penyelesaian untuk menghadapi tekanan hidup. Berikut adalah langkah-langkah yang boleh dilakukan untuk mendapat ketenangan jiwa:

1. Membaca dan mendengarkan kitab suci al-Qur'an :
Suatu ketika seseorang datang kepada Ibnu Mas’ud, salah seorang sahabat utama Rasulullah s.a.w.. Ia mengeluh, “Wahai Ibnu Mas’ud, nasihatilah aku dan berilah ubat bagi jiwaku yang gelisah ini. Hari-hariku penuh dengan perasaan tak tenteram, jiwaku gelisah, dan fikiranku kusut. Makan tak lalu, tidur pun tak lena," kata orang tersebut.

Ibnu Mas’ud menjawab, ”Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat :

Pertama, tempat orang membaca al-Quran. Engkau baca al-Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya.

Kedua, engkau pergi ke majlis ilmu yang mengingatkan hatimu kepada Allah.

Ketiga, engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat mengabdikan diri kepada Allah.

Nasihat sahabat Nabi itu segera dilaksanakan orang tersebut. Sampai saja di rumah, segera ia berwudhu kemudian diambilnya al-Qur'an dan dibacanya dengan khusyuk. Selesai membaca, ia segera dapati hatinya memperoleh ketenteraman, dan jiwanya pun tenang. Fikirannya segar kembali, hidupnya terasa seronok kembali. Padahal, ia baru melaksanakan satu dari tiga nasihat yang disampaikan sahabat Rasulullah s.a.w tersebut.

2. Menyayangi orang miskin :
Rasulullah s.a.w memerintahkan kepada Muslim yang punya kelebihan harta untuk memberikan perhatian kepada orang miskin. Ternyata, sikap dermawan itu boleh mendatangkan ketenangan jiwa. Mengapa? Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa para Malaikat selalu mendoakan orang-orang dermawan:

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya :“Setiap pagi hari dua Malaikat senantiasa mendampingi setiap orang. Salah satunya mengucapkan do'a: ' Ya Allah! Berikanlah balasan kepada orang yang bersedekah. Dan Malaikat yang kedua pun berdo'a :' Ya Allah! Berikanlah kepada orang yang kedekut itu kebinasaan."

Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang dermawan itu memperoleh dua balasan. Pertama, ia mendapatkan ganjaran atas apa yang diberikannya kepada orang lain. Kedua, mendapatkan limpahan ketenangan jiwa dan belas kasihan dari Allah s.w.t.

3. Melihat orang yang di bawah, jangan lihat orang di atas :
Ketenangan jiwa akan diperoleh jika kita senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah s.w.t, meskipun nampak sedikit. Rasa syukur itu akan muncul bila kita senantiasa melihat orang-orang yang lebih rendah taraf kehidupannya dari kita, baik dalam segi harta kekayaan, tahap kesihatan, rupa paras, pekerjaan dan pendidikannya. Betapa ramai di dunia ini orang yang kurang bernasib baik. Rasa syukur itu selain mendatangkan ketenangan jiwa, juga akan mendapat ganjaran dari Allah s.w.t.

Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Siapa yang tidak bersyukur dengan pemberian yang sedikit, dia juga tidak akan bersyukur dengan pemberian yang banyak. Siapa yang tidak mensyukuri manusia, bererti dia juga tidak mensyukuri Allah. Memperkatakan nikmat Allah adalah tanda syukur, dan mengabaikannya adalah kufur. Berjemaah itu dirahmati, sedangkan berpecah belah itu mengundang azab."
(Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad)

4. Menjaga perhubungan silaturahim :
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memerlukan perhubungan sesama manusia, untuk bantu membantu sesama mereka. Berbagai keperluan hidup tak mungkin diperolehi tanpa bantuan orang lain. Oleh itu, di dalam hadis Rasulullah s.a.w diperintahkan untuk tetap menjalin hubungan silaturahim, sekalipun terhadap orang yang melakukan permusuhan.

Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda bahwa silaturahmi dapat memanjangkan umur dan memurahkan rezeki . Hubungan yang baik di dalam keluarga, maupun dengan jiran tetangga akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kemesraan. Hubungan yang baik itu juga akan menyelesaikan berbagai masaalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud, "Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturahim (menjalinkan hubungan baik) nescaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezeki, ditambah umurnya dan Allah s.w.t. memasukkan ke dalam Syurga."(Hadis Riwayat Ar-Rabii)

5. Banyak mengucapkan kalimah "la hawla wa la quwwata illa billah." dan berzikir kepada Allah.
Sumber ketenangan jiwa yang hakiki adalah bersumberkan dari Allah s.w.t. Oleh itu hendaklah kita selalu menghubungkan hati dengan Allah s.w.t. dalam semua keadaan, baik dalam keadaan senang maupun susah. Banyakkanlah berzikir dan membaca kalimah-kalimah Allah. Perhubungan yang kuat dengan Allah s.w.t. akan membuat jiwa seseorang menjadi kuat, tak mudah diganggu gugat oleh sesiapa pun, apabila hati sentiasa mengingati Allah maka syaitan laknatullah tidak akan dapat mempengaruhi hati dan fikiran kita.

6. Mengatakan kebenaran walaupun ianya pahit didengar :
Hidup ini harus dijaga agar senantiasa berada di atas jalan kebenaran. Kebenaran harus diperjuangan. Pelanggaran terhadap kebenaran akan mendatangkan kegelisahan. Ketenangan jiwa akan terbina apabila kita tidak melanggar nilai-nilai kebenaran. Sebaliknya, pelanggaran terhadap kebenaran akan berpengaruh terhadap ketenangan jiwa. Lihat saja orang-orang kerap berbuat maksiat, kehidupannya dipengaruhi kegelisahan.

7. Sentiasa berlapang dada terhadap kecaman orang lain asalkan yang kita lakukan benar-benar kerana Allah :
Salah satu faktor yang membuat jiwa seseorang tidak tenang adalah kerena selalu mengambil perhatian kecaman orang lain terhadap dirinya. Sedangkan seseorang akan memiliki pendirian yang kuat jika berpegang kepada prinsip-prinsip yang datang dari Allah s.w.t. iaitu Islam sebagai cara hidup. Sekiranya kita ikuti apa yang berlaku di dunia sekarang ini, ianya akan menganggu ketenagan jiwa kita.

8. Tidak meminta-minta kepada orang lain :
"Tangan di atas (memberi) lebih mulia dari tangan di bawah" adalah hadis Rasulullah s.a.w yang memotivasi setiap mukmin untuk hidup berdikari. Tidak bergantung dan meminta-minta kepada orang lain, kerana jiwanya akan kuat dan sikapnya lebih berani dalam menghadapi kehidupan. Sebaliknya, orang yang selalu meminta-minta menggambarkan jiwa yang lemah. Hal ini tentu membuat jiwanya tidak tenang.

9. Menjauhkan diri dari berhutang :
Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w dengan tegas mengatakan yang bermaksud : “Janganlah engkau jadikan dirimu ketakutan setelah merasakan keamanan!”
(Para sahabat) bertanya:" Bagaimana boleh terjadi seperti itu!"
Sabdanya :" Kerana hutang.”

Begitulah kenyataanya. Orang yang berhutang akan senantiasa bimbang dan risau, kerena ia akan didatangi oleh orang yang memberi hutang kepadanya. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak orang mengalami tekanan jiwa. Rasulullah s.a.w juga mengatakan dalam hadisnya yang bermaksud : “Hendaklah kamu jauhi hutang, kerena hutang itu menjadi beban fikiran di malam hari dan rasa rendah diri di siang hari."

10. Selalu berfikiran positif :
Mengapa seseorang mudah stress dan jiwa tak tenang? Salah satu faktornya kerena ia selalu berfikiran negatif. Selalu mencela dan menyesali kekurangan diri. Padahal, setiap kita diberikan oleh Allah s.w.t. berbagai kelebihan. Ubahlah fikiran negatif itu menjadi positif. Ubahlah perasaan keluh kesah yang membuat muka berkerut, lemah badan dan kecewa dengan ucapan yang mengembirakan. Ucapan yang mengembirakan akan membuat kita mudah tersenyum, jiwa menjadi lebih bersemangat. Bukankah di balik kesulitan dan kegagalan ada hikmah yang boleh jadi pelajaran? Dan bukankah disebalik kesulitan ada kemudahan?